Jumat, 21 Februari 2014

Detik Terakhir Melihatnya



Just wanna tell about 5 years ago

Sore itu, seperti biasa aku bermain dengan tetanggaku, Kak Pras. Aku ingat, kita sedang bermain kelereng. Ketika itu masih sekitar pukul 13.30, aku masih asyik bermain bersama Kak Pras. Sampai pukul 14.00, Ibu mendapat telepon dari perusahaan tempat Bapakku bekerja. Tanpa memberi alasan, tiba-tiba Ibu langsung mengajakku untuk pergi, dan aku tak tahu akan diajak kemana. Ibu mencari tukang ojek, setelah dapat kita langsung pergi. 
Dan, ternyata Ibu mengajakku ke Puskesmas. Kita langsung masuk ke ruang UGD. Apa yang aku lihat? Bapakku terbaring tak sadarkan diri, beliau diinfus dan diberi oksigen. Ya Allah badanku langsung lemas semua, aku tak bisa berbuat apa-apa. Seakan tak percaya dengan apa yang aku lihat. "Bapakku itu sehat, kemarin dia masih sempat mengajakku ke rumah Pakde, dia masih membelikanku buah dan kita makan bersama." kataku dalam hati. 
Apa yang saat itu aku lakukan, menagis, menangis, menangis dan menangis. "Bapak, apa yang terjadi denganmu? Mengapa kau berbaring disitu, sadarlah Bapak sadarlah..". Aku melihat Ibu menangis, kita semua panik. Ibu memegang tangan Bapak, sambil mencium beliau. Aku tak berani mendekatinya, Aku tak berani. 
Kemudian, Ibu menyuruhku untuk menelpon Paklek (adik Bapakku). Aku mengabari mereka bahwa Bapakku ada dirumah sakit. Bapak tukang ojek yang mengantarkan aku dan ibu pun turut memberitahu orang yang ada dirumah.
Puskesmas yang sedang merawat Bapakku tidak sanggup lagi untuk merawat beliau. Mereka mengatakan bahwa Bapakku harus dibawa kerumah sakit sebelum terlambat. Sayangnya waktu itu Ambulance milik Puskesmas sedang digunakan. Akhirnya kita berangkat menuju rumah sakit dengan mobil milik Bos Bapakku.
Sepanjang perjalanan aku termenung, menangis, dan rasanya ingin berteriak. Kulihat Bapakku dipangkuan teman kerja beliau. Aku terus menangis, tapi Ibu menguatkanku. “Tidak usah menangis, Bapak tidak apa-apa kok,” kata Ibu menenangkanku. Aku terus memandangi wajah Bapak.
Sesampainya di Rumah Sakit, Bapak langsung dibawa keruang UGD. Di RS Bapak langsung diberi oksigen kembali. Aku tak ingin keluar dari ruangan itu, tapi suster bilang cukup satu orang saja didalam, dan aku menunggu diluar bersama teman kerja Bapak. Mereka menenangkanku, dan berkata tidak apa-apa.
Keluargaku pun tiba. Simbah menyuruhku untuk berganti pakaian. Aku menuruti saja apa yang diminta Simbah.  Kakekku langsung masuk kedalam ruangan, tak lama, hanya sebentar setelah itu beliau keluar lagi. Setelah beliau keluar Ibu menyuruh suster untuk memanggil Kakekku kembali, tapi apa? Aku yang masuk. Dan ketika itu aku terkejut. Ada darah dilantai, dan itu darah yang yang dikeluarkan Bapak sewaktu suster memberi selang. Suster memberitahu bahwa pembulu darah Bapak telah pecah, dan sulit untuk di sembuhkan. Aku melihat ibu terus menangis. Aku pun menangis. Apa yang dikatakan dokter? “Maaf Ibu, kami tidak bisa membantu lebih,”
Ibu terus membisiki Bapak dengan kalimat Allah, akupun juga begitu. Kuucap didekat telinganya “Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar..” aku terus berucap. Begitupun dengan Ibu. Aku melihat wajah Bapak, seakan beliau mendengarkan apa yang kami ucpakan. Beliau meneteskan air mata, dan kami hanya bisa pasrah dan membantu Bapak yang sedang sakaratul maut.
Pukul 18.45, akhirnya Bapak menghembuskan nafas terakhir. Innalillahi wainnailaihi raaji’uun… ;(
Sabtu, 09 Februari 2008 . Sabtu yang kelam, sabtu yang sedih, sabtu yang memilukan ..

Bunga by Bondan Prakoso feat Two Black

Dengar, resapi, camkan dan jangan berhenti
Kerana sebuah pertanyaan perlahan menghampiri
Mendekat dan merusak sistem kerja otak kiri
Setiap detik berdetak, menusuk-nusuk dihati

Kembali teringat raut wajahmu diangan
Taburan cinta mengikuti sebuah senyuman
Tapi dalam hati ini tak bisa ungkapkan
Nyaliku menciut, terlalu siang tuk diungkapkan

Sekali lagi ku ingin kau mengerti
Rasa cinta ini sungguh sangat menyakiti
Tapi, ku hanya makhluk yang tidak bermateri
Dipandang sebelah mata, tak punya reputasi

# Seakan mataku tertutup
Ku ignin cinta ini dapat kau sambut
Harapkan perasaan ini kau tahu
Sungguh ku ingin kau jadi milikku

Ingin sekali kukatakan aku suka padamu
Namun cinta ini siksa jika ku tak ada kamu
Hendak jiwa kan mengikatmu disisi
Namun berat tuk mengucap, cukup tuk ku kagumi

ABCD, ku harap kau mengerti
Semua ini bukan cerita narasi, deskripsi
Hanya perasaan suka namun sulit hati berkata
Bukan sedikit fiktif naif hanya sebuah realita

Cinta ini derita ku harap kau juga merasa
Apa yang kurasa tanpa banyak tanda tanya
Cinta ini fakta, selektif bukan posesif
Ku tak ingin berdusta, ku cinta kau Bunga

back to #
:) (...n)

Selasa, 18 Februari 2014

Me

Aku, siapa aku?
Orang yang pendiam, tertutup, gak suka ngobrol sama orang yang belum kenal, pemalu, gak tegaan, suka nulis, suka nyanyi tergantung mood, suka berimajinasi, terbuka sama orang-orang tertentu (sahabat), suka banget yang namanya Silat, tomboy, suka pake hijab, pengertian. sselalu mengalah
Paling suka sama :  
tentunya baik, perhatian, jujur, pengertian, terbuka, Nasi goreng, mie ayam, Susu sapi rasa vanila kalo gak stroberi & melon,  Silat, Tapa Suci, lari,  biru, putih, abu-abu, merah maroon, kura-kura, hamster, kelinci, pake celana, mendengarkan (jadi pendengar sejati)
Paling gak suka sama :
sok tau, nyuruh-nyuruh sambil memaksa dan kata-katanya gak sopan, sombong, ember, All about chocolate. I DON'T LIKE IT, UEK, ngepoin orang lain, ngomong